Liburan tidak harus mahal atau penuh agenda padat. Terkadang, yang kita butuhkan hanyalah pagi yang sepi, udara segar pegunungan, dan keinginan untuk menepi sejenak dari riuh kota. Saya menemukan itu semua dalam perjalanan singkat dan hemat dari Jogja ke Desa Sukomakmur, yang terletak di lereng Gunung Sumbing.
Tanpa tiket masuk, tanpa keramaian, tanpa gimmick wisata. Hanya saya, motor pribadi, dan pemandangan alam yang tulus menyambut.
Berangkat Jam 3 Pagi Demi Sunrise
Hari itu saya memutuskan untuk pergi sendiri, mengendarai motor pribadi dari Jogja. Alarm saya berbunyi pukul 02.30 dini hari, dan setengah jam kemudian, saya sudah bersiap melaju menembus dinginnya udara kota.
Perjalanan dimulai pukul 03.00 pagi, mengambil rute Jogja – Muntilan – Magelang – Kajoran – Sukomakmur. Jalanan masih sepi, udara begitu bersih, dan langit dihiasi bintang. Waktu terasa berjalan pelan. Sekitar pukul 05.15, saya tiba di Sukomakmur.
Tepat ketika motor saya berhenti, semburat cahaya matahari pertama muncul di balik Gunung Sumbing. Pagi itu seolah menyambut saya dengan hangat: sunrise yang indah dengan latar ladang hijau dan siluet gunung yang menjulang tenang.
Hamparan Sayuran dan Sejuknya Udara Pegunungan
Sukomakmur bukan destinasi wisata komersial. Tidak ada gerbang besar, papan nama selfie, atau antrian tiket. Yang ada hanya hamparan ladang sayur yang terhampar luas seperti permadani hijau.
Saya menepi di pinggir jalan kecil dan menuruni sedikit jalur tanah. Di bawah sana, barisan kol, wortel, daun bawang, dan sawi tumbuh rapi di lahan berundak. Gunung Sumbing tampak begitu dekat, berdiri megah di balik kabut tipis.
Saya duduk diam di salah satu batu besar, membiarkan diri menyerap ketenangan pagi. Tidak ada suara klakson, tidak ada notifikasi ponsel. Hanya desir angin, suara serangga, dan aroma tanah basah yang menenangkan.
Aktivitas Petani: Harmoni yang Menenangkan
Sekitar pukul 06.00, aktivitas di ladang mulai terlihat. Para petani datang membawa cangkul, keranjang, dan semangat yang tenang. Saya hanya menyaksikan dari kejauhan, tidak masuk ke ladang, tidak mengganggu.
Mereka mulai menanam dan memanen sayuran, saling berbagi tugas tanpa banyak bicara. Ada ketenangan yang tidak saya temukan di kota, seolah mereka benar-benar hidup berdampingan dengan alam, bukan sekadar bekerja untuk bertahan hidup.
Saya merasa sedang menonton pertunjukan pagi yang penuh makna, tanpa narasi, tanpa sutradara, hanya kehidupan yang berjalan dengan ritmenya sendiri.
Sarapan Sederhana, Tapi Mengenyangkan Jiwa
Setelah puas menikmati pemandangan dan udara sejuk, saya memutuskan mencari sarapan. Tidak jauh dari ladang, saya menemukan warung kecil sederhana di pinggir jalan.
Saya memesan Pop Mie, gorengan, dan es teh. Tidak ada interaksi berarti dengan pemilik warung. Saya hanya duduk, makan perlahan sambil menatap kebun di kejauhan. Meski menu sarapan sangat biasa, rasanya luar biasa karena dinikmati dalam suasana yang luar biasa.
Harga semuanya tak lebih dari Rp15.000, satu lagi alasan mengapa liburan ini layak disebut anti boncos.
Total Pengeluaran: Cuma Rp60.000!
Liburan ini benar-benar ringan di kantong. Biaya pertama yang saya keluarkan adalah untuk bensin motor pulang-pergi dari Jogja ke Sukomakmur, yang memakan sekitar Rp40.000, mengingat jaraknya cukup jauh dan kondisi jalan menanjak di beberapa titik. Sesampainya disana, saya sarapan di sebuah warung kecil yang menyajikan makanan sederhana. Saya memesan Pop Mie seharga Rp8.000, segelas es teh Rp3.000, dan dua buah gorengan seharga Rp2.000, sehingga total sarapan saya hanya sekitar Rp13.000. Sebelum pulang, saya mampir sebentar di toko kelontong untuk membeli air mineral botol kecil seharga Rp3.000 dan sebungkus camilan ringan Rp4.000.
Jika dijumlahkan, semua pengeluaran saya adalah:
Bensin Rp40.000 + Sarapan Rp13.000 + Air dan camilan Rp7.000 = Total Rp60.000.
Dengan biaya segitu, saya mendapatkan ketenangan, udara segar, pemandangan indah Gunung Sumbing, dan pengalaman yang benar-benar menyegarkan pikiran.
Tips Motoran ke Sukomakmur Berangkatlah jam 03.00 pagi dari Jogja untuk mengejar sunrise.Gunakan motor pribadi yang sehat dan irit bahan bakar.Bawa jaket tebal, sarung tangan, dan kupluk (udara bisa sangat dingin).Jangan lupa bekal minum, karena warung tidak banyak.Hormati warga dan jangan masuk ke ladang tanpa izin.Nikmati, jangan rusak. Alam selalu tahu caranya membalas. Menutup Perjalanan, Membuka Pikiran
Perjalanan ke Sukomakmur adalah jenis liburan yang tidak bisa dibeli dengan tiket promo atau dibungkus dalam itinerary aplikasi. Ini adalah liburan yang kembali pada esensinya: melepaskan, menyepi, dan menyatu dengan alam.
Saya kembali ke Jogja dengan tubuh lelah, tapi hati ringan. Pagi itu di lereng Sumbing adalah hadiah terbaik yang saya beri untuk diri sendiri, tanpa biaya besar, tanpa ekspektasi tinggi, tapi membekas dalam.
Jadi, kalau kamu sedang butuh menepi dari rutinitas atau bosan dengan tempat wisata yang itu-itu saja, coba arahkan motormu ke Sukomakmur. Kadang, yang paling berkesan justru yang paling sederhana.
sumber: kompasiana
Leave a Reply